PERNIAGAAN KATERING & RESTOREN

Archive for the ‘ISLAM DAN PERNIAGAAN’ Category


Salam,

Pertama sekali mamak haji mohon maaf kerana tak kemas kinikan blog sepanjang bulan puasa tahun ini. Bila usia semakin senja, mamak haji terpaksa menumpukan mengumpul modal untuk ke alam yang akan menjadi tempat penginapan tetap. Bila inginkan berjaya dalam perniagaan kita perlu ketahui tiga perkara. Perkara Pertama kita perlu ada kekuatan diri kendiri. Kekuatan diri ini terbina oleh kuasa dalaman dan juga melalui orang lain yang dekat dengan kita yang bangkitkan semangat dalaman kita. Inilah mamak haji sering lakukan dalam penulisan dalam blog ini atau pun melalui e-mail peribadi kepada pembaca sekelian. Alhamdullillah setakat ini ramai juga yang dapat suntikan semangat ini telah membuka perniagaan sendiri. Anda juga perlu adakan orang sekeliling anda yang sentiasa suntik semangat untuk membina kekuatan ini. Sekiranya ada yang suka melemahkan semangat anda, jauhkan diri anda dari golongan jenis ini.

Perkara kedua untuk berjaya dalam dunia perniagaan, ialah anda perlu ketahui keupayaan diri anda sendiri. Keupayaan ini bukanlah satu perkara yang tetap ia boleh berubah mengikut pembelajaran, pengalaman dan juga peringkat umur atau pengalaman. Sudah pasti keupayaan kita sepuluh tahun lalu dan kini telah berubah. Keupayaan fikir juga akan berubah bila kita semakin tua.

Perkara ketiga yang mamak haji ingin beritahu khas untuk orang Islam ialah memahami segala usaha yang kita taburkan demi kejayaan merupakan kekuasaan Allah, “QADAR”.  Qadar atau takdir termasuk qudrat dan kekuasan-Nya yang menyeluruh, di samping itu, qadar adalah rahsia Allah  yang tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahuinya kecuali Dia, tertulis di lauh mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu, takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lain – Imam Ahmad r.a.

Mamak Haji ingin terangkan sedikit tentang qadar yang sering salah ertikan sebahagian orang Islam kita dalam lapangan perniagaan.  Apa yang mendorong mamak haji menulis tentang perkara qadar ini adalah untuk diri mamak haji dan juga  sahabat-sahabat mamak haji yang sudah putus harapan dalam perniagaan dewasa ini. Semoga sedikit penerangan yang mamak haji ambil petikan dari kitab QADHA DAN QADAR karya MUHAMMAD BIN SHALEH AL-‘UTSAIMIN  memberi sedikit pengertian mengenainya. Dalam perkara tafsirkan atau kefahaman mengenai qadar atau takdir ini umat Islam pecah kepada tiga kumpulan.

Kumpulan Pertama: Mereka yang fanatik dalam menetapkan qadar dan menolak adanya kehendak dan kemampuan makhluk. Mereka berpendapat bahawa manusia sama sekali tidak mempunyai kemampuan dan keinginan, dia hanya dikemudikan dan tidak mempunyai pilihan, laksana bulu yang ditiup angin. Mereka ini tidak membezakan antara perbuatan manusia yang terjadi atas kehendaknya dan perbuatan yang terjadi diluar kehendaknya, Sudah pasti mereka ini keliru dan sesat, kerana sudah jelas menurut agama, akal dan fitrah manusia boleh membezakan antara perbuatan yang di ingini dan perbuatan yang terpaksa.

Kumpulan Kedua: Mereka ini terlalu fanatik dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk sehingga mereka menolak bahwa apa yang dilakukan manusia adalah karena kehendak dan keinginan Allah SWT serta diciptakan oleh-Nya. Menurut mereka, manusia memiliki kebebasan atas perbuatannya. Bahkan ada diantara mereka yang mengatakan bahwa Allah SWT tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh manusia kecuali setelah ia terjadi. Maka mereka ini juga sangat fanatik dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk. Fahaman seperti ini sering dikaitkan fahaman sekular dan menjauhi tauhid.

Kumpulan Ketiga: Mereka yang beriman, sehingga diberi petunjuk oleh Allah SWT untuk menemukan kebenaran yang telah diperselisihkan. Mereka ini adalah Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam masalah ini mereka menempuh jalan tengah dengan berl di atas dalil syar’i dan dalil aqli. Mereka berpendapat bahwa perbuatan yang dijadikan Allah SWT di alam semesta ini terbahagi atas dua jenis:

1- Perbuatan yang dilakukan oleh Allah SWT terhadap makhluk-Nya. Dalam hal ini tak ada kekuasaan dan pilihan bagi siapapun. Seperti turunnya hujan,
tumbuhnya tanaman, kehidupan, kematian, sakit, sihat dan banyak contoh lainnya yang dapat disaksikan pada makhluk Allah SWT. Dalam perkara  seperti ini, tentu saja tak ada kekuasaan dan kehendak siapa pun kecuali Kekuasaan Allah SWT yang maha Esa dan maha berkuasa

2- Perbuatan yang dilakukan oleh semua makhluk yang mempunyai kehendak. Perbuatan ini terjadi atas dasar keinginan dan kemahuan pelakunya sendiri; karena Allah SWT menjadikannya untuk mereka.

Sebagaimana firman Allah SWT: MaksudNya: “Iaitu bagi sesiapa dari kamu yang mahu tetap teguh di atas jalan (Islam) yang betul.” (At-Takwir:28).

Manusia boleh membezakan antara perbuatan yang terjadi karena kehendaknya sendiri dan yang terjadi karena terpaksa. Sebagai contoh, orang yang dengan sedar turun dari atap rumah melalui tangga, ia tahu kalau perbuatannya atas dasar pilihan dan kehendaknya sendiri. Lain halnya kalau ia terjatuh dari atap rumah, ia tahu bahwa hal tersebut bukan karena kehendaknya. Dia dapat membezakan antara kedua perbuatan ini, yang pertama atas dasar kehendaknya dan yang kedua diluar kehendaknya. Dan siapapun mengetahui perbezaan ini. Begitu juga orang yang menderita sakit pundi kencing ,dia tahu kalau air kencingnya keluar tanpa kemahuannya. Tetapi apabila ia sudah sembuh, ia sedar bahwa air kencingnya keluar atas kehendaknya. Dia mengetahui perbezaan diantara kedua hal ini dan tak ada seorangpun yang dapat menolak adanya perbezaan tersebut. Demikian segala hal yang terjadi pada diri manusia, dia mengetahui, perbezaan diantara mana yang terjadi dengan kemahuannya dan mana yang tidak. Akan tetapi, karena kasih sayang Allah SWT, ada diantara perbuatan manusia yang terjadi atas kemahuannya namun tidak dinyatakan sebagai perbuatannya. Seperti perbuatan orang yang terlupa, dan orang yang sedang tidur. Firman Allah  dalam kisah Ashabul kahfi:

Dan engkau sangka mereka sedar, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri;”.. (Al- Kahf: 18).

Padahal mereka sendiri yang sebenarnya berbalik ke kanan dan berbalik ke kiri, tetapi Allah SWT menyatakan bahawa Dialah yang membalik–balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sebab orang yang sedang tidur tidak mempunyai keinginan dan pilihan serta tidak mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Maka perbuatan tersebut di nisbatkan kepada Allah SWT. Dan sabda Nabi Muhammad saw: “Barang siapa yang lupa ketika dalam keadaan berpuasa, lalu makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya, karena Allah SWT yang memberinya makan dan minum.” Dinyatakan dalam hadits ini, bahawa yang memberi makan dan minum adalah Allah SWT, karena perbuatan orang tersebut terjadi tanpa sedar, maka seakan–akan terjadi tanpa kemahuannya.

Sebagaimana kita semua tahu bahwa manusia telah ditentukan untuknya rezeki yang diperuntuk bagiannya. Namun demikian dia tetap berusaha untuk mencari rezeki ke sana dan kemari. Tidak hanya duduk di rumah saja dengan berkata: “kalau sudah ditakdirkan untukku rezekiku tentu ia akan datang dengan sendirinya”. Bahkan dia akan berusaha untuk mencari rezeki tersebut. Padahal rezeki ini disebutkan bersamaan dengan amal perbuatan, sebagaimana di sebutkan dalam hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a: “Sesungguhnya kalian ini dihimpunkan kejadiannya dalam perut ibu selama empat puluh hari berupa air mani, kemudian berubah menjadi segumpal darah selama empat puluh hari pula, kemudian berubah menjadi segumpal daging selama empat puluh hari pula, lalu Allah mengutus seorang malaikat yang diberi tugas untuk mencatat empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalan dan apakah ia termasuk orang celaka atau bahagia”. Jadi rezeki inipun telah tercatat seperti halnya amal perbuatan, baik ataupun buruk, juga telah tercatat. ” Kalau begitu, mengapa anda pergi ke sana dan kemari untuk mencari rezeki dunia tetapi tidak berbuat kebaikan untuk mencari rezeki akhirat dan mendapatkan Qadha dan Qadar kebahagiaan surga? padahal kedua-duanya adalah sama, tidak ada perbedaannya.

Jika anda mahu berusaha untuk mencari rezki dan untuk mempertahankan untuk kehidupan seharian anda, bila anda jatuh sakit, anda perlu mencari doktor  untuk mengubati penyakit anda, padahal anda tahu kalau ajal telah ditentukan, tidak akan dapat bertambah dan tidak berkurang. Anda tidak akan bersikap pasrah sambil berkata: “sudahlah aku tetap tinggal di rumah saja meski pun perlu menderita sakit, karena kalau aku di takdirkan panjang umur aku akan tetap hidup”. Bahkan anda berusaha sekuat tenaga untuk mencari doktor yang pakar untuk menyembuhkan penyakit anda, yang dapat menyembuhkan penyakit anda dengan takdir Allah. Jika demikian, mengapa usaha anda di jalan akhirat dan dalam amal saleh tidak seperti usaha anda untuk kepentingan duniawi?
Sebagaimana telah  kemukakan bahwa masalah qadar adalah rahasia Allah SWT yang tersembunyi, tak mungkin anda dapat mengetahuinya. Sekarang anda di antara dua jalan: jalan yang membawa anda kepada keselamatan, kebahagiaan, kedamaian dan kemuliaan; dan jalan yang dapat membawa anda kepada kehancuran, penyesalan, dan kehinaan. Sekarang anda sedang berdiri di antara di hujung kedua jalan tersebut dan bebas untuk memilih, tak ada seorangpun yang akan merintangi anda untuk melalui jalan yang kanan atau jalan yang kiri. Anda dapat pergi kemanapun sesuka hati anda. Lalu mengapa anda memilih jalan kiri (sesat) kemudian berdalih bahwa “itu sudah takdirku”? bukankah lebih patut jika anda Qadha dan Qadar memilih jalan kanan dan mengatakan bahwa “itu takdirku” ?

Untuk lebih jelasnya, apabila anda mahu menuju ke suatu tempat dan dihadapan anda ada dua jalan. Yang satu mulus, lebih pendek dan lebih aman; sedang yang kedua rusak, lebih panjang dan mengerikan. Tentu saja anda akan memilih jalan yang mulus, yang lebih pendek dan lebih aman, tidak memilih jalan yang tidak mulus, tidak pendek dan tidak aman. Ini berkenaan dengan jalan yang visual, begitu juga dengan yang non
visual, sama saja dan tidak ada bezanya. Namun kadangkala hawa nafsulah yang berperanan dan menguasai akal. Padahal, sebagai seorang mu’min semoleknya akalnyalah yang harus lebih berperanan dan menguasai hawa nafsunya. Jika orang menggunakan akalnya, maka akal itu menurut pengertian yang sebenarnya akan melindungi pemiliknya dari yang membahayakan dan membawanya kepada yang bermanfaat dan membahagiakan. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa manusia mempunyai kehendak dan pilihan dalam perbuatan yang dilakukannya secara sadar, bukan terpaksa. Kalau manusia berbuat dengan kehendak dan pilihannya untuk kepentingan dunia, maka iapun seharusnya begitu pula dalam usahanya menuju akhirat. Bahkan jalan menuju akhirat lebih jelas. Karena Allah Ytelah menjelaskannya dalam Al-Qur’an dan melalui sabda Rasul-Nya r, maka jalan menuju akhirat tentu saja lebih jelas dan lebih terang daripada jalan untuk kepentingan dunia. Maka pengertian rezeki dunia dan akhirat sama penting untuk kehidupan kita. Wassalam.

Label:

Salam, Sebelum kita ke resepi serunding ‘ala Indonesia ini, mamak haji ingin menyentuh sedikit perniagaan bazar ramadhan dan harga jualan hidangan. Masih tinggal sembilan hari lagi akan berkunjung tiba bulan yang besar dan sangat bererti ia itu Bulan Ramadhan Al-Barakah bagi tahun ini. Tahun lepas mamak haji pernah buat posting-posting mengenai Bazar Ramadhan dalam blog ini. Saban tahun dalam bulan ramadhan, akan munculah ramai peniaga Melayu amat menarik perhatian mamak haji. Melihat kepada jumlah orang Melayu berniaga di pasar dan bazar Ramadan di merata tempat, memberi harapan kepada kita bahawa semakin ramai Melayu berani dan mampu menjadi usahawan, walau pun kecil-kecilan. Namun apabila ditinjau, sebahagian besar peniaga Ramadan sebenarnya daripada golongan peniaga tetap yang punyai perniagaan. Peniaga baru amat sedikit sekali jumlahnya untuk bertarung dalam perniagaan Bazar Ramadhan. Baca di link ini  http://wp.me/pf5pQ-5U  dan juga mengenai , Tip-tip perniagaan di bulan ramadhan di link ini http://wp.me/pf5pQ-g2Mamak Haji seperti peniaga lain memang menunggu bulan Ramdhan Al-Barakah ini. Tetapi tahun ini mamak haji tak larat untuk berniaga, walau pun dalam jiwa ini bazar Ramadhan sudah sebati. Berniaga dalam bulan ramadhan ini bukan saja amat menguntungkan tetapi ia juga boleh dijadikan sebagai satu ibadah dan  fardu kifayah sekiranya betul cara berniaga mengikut Islam. Tak semestinya mendapat untung di dunia tetapi jika diizinkan pahala dari Allah SWT tetap milik kita. Sebagai peniaga muslimin dan muslimat janganlah kita cuma mengejar keuntungan dunia semata-mata yang tidak kekal dengan mengabaikan dunia akhirat yang kekal. Perniagaan dalam bulan ramadhan bukan saja semata-mata mencari keuntungan tetapi perlu di ambil kira pahala sedekah yang terkandung dalamnya. Peniaga -penjual di pasar bulan Ramadhan bukan saja mendapat ganjaran keuntungan lumayan dari menjual makanan untuk umat yang berpuasa dan dijamah semasa membuka puasa tetapi sekiranya diperhalusi dengan iman dan taqwa ia bukan sekadar menjual dan membeli atau keuntungan semata-mata. Bulan ramadhan inilah peniaga perlu latih diri kembali kepada cara perniagaan sebenar yang dianjurkan oleh Islam. Dalam blog ini telah banyak mamak haji menulis tentang perniagaan mengikut perpektif Islam. Perkara penting sekali anda sebagai peniaga perlu lakukan ialah, tawarkanlah harga yang paling berpatutan dan juga segala penyediaan makanan dilakukan dengan mengikut garis panduan syariat Islam. Bulan puasa ini kita bagi diskaun harga jualan. Boleh kah ???hahahaha!. Bulan posa ini hampa balun naik lagi harga tinggi ada noo?.

Mamak Haji tertarik dengan e-mail ini dari seorang pembaca, sebab itulah mamak haji membebel tentang harga ini, hahahahaha!. e-mail seperti ini memang banyak mamak haji terima tapi ini kali pertama sebelum bulan posa. Dalam blog ini banyak mamak haji menulis tentang bagaimana menetapkan harga jualan. Tak apa nanti mamak haji tetap akan membalas e-mailnya.  “Salam Tuan Hj, Saya bercadang untuk meniaga di bazar ramadhan. Ingatkan nak cuba jual nasi beriani dan nasi tomato. Soalan saya, berapakah harga yang patut/minima untuk set nasi beriani ? . Terima kasih. Wsalam.”  Kalau boleh mamak haji minta jasa baik pengunjung blog beri pendapat untuk saudara kita ini dalam ruang komen. Mamak haji akan beri komen nanti, bagaimana harga perlu di kira dan juga lain-lain perkara yang bersangkutan ini. OK kita ke Resepi kali ini…

Dalam menyediakan masakan katering, biasanya banyak hidangan lauk-pauk tetap terbuang kerana tersasar buget tetamu oleh tuan rumah. Adat Melayu melayani tetamu adalah salah satu satu adat  yang perlu dipertahankan dan perlu dipuji seperti cara anak-anak melintas di depan orang tua. Sikap melayan tetamu orang Melayu ini jarang terdapat pada bangsa-bangsa lain. Dari pengalaman sebagai katerer, dari 85 peratus dari jumlah pelangan mamak haji layan dalam sepanjang karier ini boleh dikatakan divakhir setiap perjanjian katering, tuan rumah akan berkata satu perkara yang sama saja, “biar seratus ketul ayam terbuang, tapi jangan seorang tetamu balik dengan perut kosong dalam majlis”. Maknanya dalam setiap pesanan katering 20-30 peratus hidangan tetap akan berlebihan yang akan ditempah oleh pelangan. Tempahan berlebihan ini kadang-kala mencecah ke 45 peratus pun ada. Nak kata ini satu pembaziran , mamak haji rasa bukan, tetapi mungkin inilah dikatakan pepatah orang melayu, “Biar mati anak, tapi adat jangan mati”. Kadang-kala mamak haji terima perkara seperti ini dalam dunia perniagaan sebagai positif. Lah ini kita semakin maju, kita mula lupakan adat turun-temuran ini dan suka ikut adat orang barat yang bukan saja menjajah negara kita tetapi dijajah minda kita sekali. Kebanyakan majlis sekarang diadakan di hotel-hotel lima bintang. Tetamu yang hadir perlu menunjukkan kad jemputan dari tuan punya majlis. Sekiranya anda tertinggal kad itu, terpakasa balik rumah atau mencari restoren. Mamak haji melencong lagi. OK lah ceritanya senang, kita buat serunding ayam dengan lauk ayam yang berlebihan yang biasanya terbuang. Full Stop.

RESEPI SERUNDING AYAM

BAHAN-BAHAN:

  • 250 gm isi ayam. Basuh dan bersihkan ketulan ayam. Didihkan dengan api sederhana  untuk menjaga kualiti isi ayam (membunuh bakteria merbahaya kerana masakan sudah lebih dari enam jam).  Carik-carekan  isi-isi ayam menjadi halus.

BAHAN TUMIS:

  • 2 Sudu besar (tbsp) minyak masak.
  • 150 ml santan.
  • 5 ulas bawang putih.
  • 1/2 sudu kecil serbuk lada hitam.
  • 2 cm kunyit hidup yang telah panggang.
  • 2 cm lengkuas yang telah panggang.
  • 1 helai daun salam (Indonesian Bay Leaf).
  • 10 gm asam jawa.
  • 3 butir bawang merah (kecil).
  • 1/2 sudu kecil (tsp) garam.
  • 150 gm gula merah/hitam.
  • 1 biji buah keras.
  • 1 sudu kecil (tsp) biji ketumbar yg telah goreng kering.

CARA-CARA MEMASAK:

1. Seperti mamak haji katakan di atas ketulan ayam yang berlebihan perlu dibasuh dan di rebus dengan api yang sederhana sehingga isi ayam lembut. Hindarkan kulit ayam. Carek halus isi ayam.

2. Kunyit hidup dan Lengkuas yang telah panggang, bawang, buah keras, biji rempah ketumbar dan bawang putih perlu ditumbuk halus.

3. Larutkan 10gm asam jawa dalam 10 sudu besar stok ayam. Cuma gunakan 1 sudu besar air asam jawa untuk masakan ini.

4. Panaskan kuali bersama minyak. Bila minyak panas masukkan semua perencah yang telah ditumbuk halus bersama dengan lada hitam dan daun salam.

5. Bila perencah naik bau harum masukkan daging ayam yang telah carek. Masukkan gula merah dan santan.

6. Masak sehingga semua bahan-bahan ini resap dalam daging ayam.

7. Keluarkan dari kuali dan ratakan dalam bekas (tray) ketuhar (oven). Bakar daging ayam ini di ketuhar dalam suhu 80 darjah C. selama 30 min sehingga warna serunding anda bertukar kepada keperangan dan kering.

8. Kleuarkan dari ketuhar dan sejukkan dalam suhu dapur. Masukkan serunding ini kedalam bekas kedap udara. Anda simpan sehingga 7-14 hari. Selamat mencuba. Lain kali ketulan daging atau ayam dalam lauk yang habis jangan dibuang, sebelum basi cepat-capat basuh dan simpan dalam peti sejuk. Aneka masakan boleh dibuat seperti serunding di atas, begedel dal posting mamak haji, inti karipap dan banyak lagi. Lain kali mamak haji tulis resepi masakan untuk nasi putih yang berlebihan selain dari nasi goreng. Wassalam.

TIP-TIP KATERING 1: CARA BASUH PERIOK NASI YG. BERKERAK.

Membasuh periok nasi gunakan gas LPG adalah masalah besar. Lebih-lebih lagi kerak  nasi. Biasanya permukaan periok nasi ini diselaputi dengan semburan bahan yang tidak melekat permukaannya. Tetapi lama-kelamaan bahan selaput ini akan terhaus kerana gunakan berus dawai keluli atau pun bahan aktif sabun. Oleh kerana periok ini diperbuat dari aluminium jangan sekali-kali gunakan alat pengikis untuk kikis kerak dibuat dari bahan lebih keras dari aluminium seperti scripper. Rendamkan kuali selama 30 minit. GFunakan TUDUNG BEKAS SABUN BASUH PINGAN MANGKOK  seperti tudung sabun axion untuk membersihkan periok anda. Letakan tudung itu di tapak tangan anda dan terus gosok. Semua kerak nasi akan terkeluar sendiri. Untuk membasuh flask nasi juga boleh gunakan kaedah ini. Guna tudng ini selamat, mudah dan cepat. WASSALAM.


Salam,  Sebelum Mamak Haji meneruskan bab mengenai bagaimana mengatasi persaingan dalam perniagaan, mari kita menghayati Firman Allah SWT dalam Al Quran dan Hadis Rasulallah s.a.w mengenai hasad dengki sesama peniaga-peniaga beragama Islam supaya pegangan agama kita tidak tersasar menerusi persaingan dalam perniagaan. Persaingan yang sihat dan bersih tanpa hasad dengki di hati adalah amat perlu sebelum kita mempelajari teknik dan cara bersaing dalam perniagaan makanan ini. Jangan sekali-kali anggap peniaga lain sebagai musuh perniagaan kita. Sehinggakan ada peniaga yang sama jenis perniagaan yang dijalankan sebelah-menyebelah tidak tegur-sapa bila berjumpa.  Penting bagi kita yang bersaing ialah hindarkan perasaan “HASAD DENGKI” dari hati kita.

Dari Abu Hurairah r.a, bahawasanya Rasulullah s.a.w bersabda (maksudNya): “Pintu-pintu syurga itu akan dibuka pada Hari Isnin dan Khamis, lalu diampunkan bagi setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan seseorang yang diantara dirinya dengan saudara itu ada rasa kebencian – dalam hati, lalu dikatakan – yakni Allah berfirman kepada malaikanya: “Nantikanlah dulu kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali. Nantikanlah kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali.” (Riwayat Muslim).

Dari Anas r.a, bahawasanya Nabi s.a.w bersabda (maksudnya): “Janganlah engkau semua saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, saling belakang-membelakangi dan saling putus – memutuskan – ikatan persahabatan atau kekeluargaan – dan jadilah engkau semua hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidaklah halal bagi seorang Muslim kalau ia meninggalkan – yakni tidak menyapa – saudaranya lebih dari tiga hari.” (Muttafaq ‘ alaih).

Firman Allah di Al-Quran: “Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam). Al-Fat-h: 29.

Sila memahami Firman Allah di Al-Quran: MaksudNya: “Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah; dan apa jua bencana yang menimpamu maka ia adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri. Dan Kami telah mengutus engkau (wahai Muhammad) kepada seluruh umat manusia sebagai seorang Rasul (yang membawa rahmat). Dan cukuplah Allah menjadi saksi (yang membuktikan kebenaran hakikat ini).  Surah an-nissa:79

Mari kita memahami apa itu maksud sebenar dikatakan, “perasaan dengki” . Dengki bermaksud , seseorang yang tidak gembira sekiranya orang lain mendapat sesuatu, sedangkan dia lebih gembira bila dia yang dapat. Menurut Imam Ghazali ‘Dengki’ itu ada tiga jenis:

1. Rasa kurang senang terhadap nikmat yang dikecapi oleh orang lain, lalu terlalu mengharapkan  agar nikmat itu terputus darinya.

2. Menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang, sekali pun dia tidak dapat mengantikan untuk dirinya. Orang jenis ini akan gembira bila orang yang dapat kenikmatan itu jatuh. Ini sifat paling keji dari yang pertama.

3. Tidak mengharapkan-harapkan nikmat itu hilang dari orang lain tetapi menginginkan nikmat yang sama bagi dirinya sendiri dengan cara berusaha dengan lebih gigih. Biasanya sifat ini dinamakan, “Ghibah”. Maksud Ghibah ialah satu kesedaran atau keinsafan yang terhasil dari akal fikiran manusia yang berjiwa besar dan luhur. Ia sedar dan insaf akan kekurangan dan juga kemunduran yang ada didalam dirinya untuk memperolehi kenikamatan yang sama ada pada orang lain, selepas menyedarinya kekurangan ini, dia berkerja keras, berusaha mati-matian agar dapat sampai kepadanya apa yang dicapai orang yang senang tadi, niatnya ini tanpa disertai kedengkian dan iri hati. Biarpun menginginkan mendapatkan apa yang telah didapati oleh orang lainkenikmatan yang melimpah, namun hatinya tetap bersih, sedikit pun  tidak mengharapkan agar kenikmatan orang lain akan hilang daripadanya. Orang yang  bersifat ghibah ini sentiasa menginginkan pertunjuk dan nasihat, bagaimana dan cara yang perlu ditempuhinya untuk menuju mencapai cita-citanya seperti orang mendapat kenikmatan tadi.

Jangan samakan sifat ghibah ini dengan perkara dengki. Peniaga yang luhur budi, dan kental imanya akan memiliki sifat ini. Mereka jenis ini apabila mengetahui sesuatu kenikmatan dan kebaikan dan apa juga kebaikan ada di diri peniaga lain tidak hanya berangan-angan kosong tanpa berusaha dan tidak mempunyai sedikit pun hasad dengki terhadap mereka, dan tidak berharapkan supaya lenyap kenikmatanya atau kebaikan dari peniaga-peniaga tadi, atau pun berniat kenikmatan orang itu berpindah kepada dirinya. Sebaliknya peniaga bersifat Ghibah ini cuba mengandakan usahanya lebih gigih dari peniaga berjaya itu untuk mencapai taraf lebih tinggi kejayaan dari peniaga tadi.

Peniaga yang bersifat Ghibah akan memakmurkan persaingan yang sihat dalam perniagaan, sebab jalan yang dilaluinya adalah sangat wajar untuk majukan dirinya melalui perniagaan yang diceburi. Dikatakan persaingan yang tidak wajar dalam perniagaan ialah seperti merosakan harga pasaran secara umum, menghasut pembeli dengan mengatakan  bahawa barang yang dijual oleh peniaga pesaing dengannya tidak berkualiti berbanding dengan kualiti barangnya, makanan yang dijual tidak halal atau bersih, tomahan peniaga seturunya gunakan Jin atau sihir terhadap pelangan,  sentiasa mencari jalan untuk mencuri pekerja yang terbaiknya dari pesaing dengan ingin menjatuhkan perniagaannya dan berbagai cara lain untuk bertujuan untuk menjatuhkan perniagaan pesaing. Ada juga peniaga mengaku ia adalah, sebagai  peperangan persaingan dalam perniagaan, tetapi mereka tak sedar perasaan bersifat dengki telah dimiliki mereka yang akan dilaknati oleh Allah SWT. Dari apa yang mamak haji terangkan setakat ini , kita sebagai golongan peniaga perlu faham “dengki” itu hanya kepunyaan peniaga-peniaga yang berjiwa rendah dan mendorong mereka ini untuk mendapatkan kenikmatan yang dimiliki orang lain dengan cara yang ditegah agama. Peniaga-peniaga yang memiliki sifat ghibah pula mempunyai sifat yang bertentangan dengan sifat dengki. Sifat ghibah adalah yang amat baik, murni dan menjadi pendorong utama untuk beramal dan berusaha memperolehi kebaikan dan kenikmatan dunia dan akhirat yang di cita-citakan, tidak sama sekali disertai rasa ingin melakukan sesuatu keburukan pada peniaga lain. Peniaga bersifat ghibah ini sentiasa akan ingin berniaga bersama-sama dan akan berkerjasama dengan baik diantara satu sama lain. Biasanya kita senag kenali peniaga seperti ini.

Sifat yang dengki dihukumkan “Haram” dalam segala segi, kecuali nikmat yang diperolehi oleh seseorang yang derhaka kepada perintah-perintah agama, lalu dijadikan nikmat yang ada padanya itu, untuk melakukan segala macam maksiat dan larangan-larangan Allah S.W.T., membuat kerosakan-kerosakan di atas muka bumi dan menyakiti orang lain. Maka dalam perkara ini , tidaklah terlarang bila seseorang itu mencita-citakan terhapusnya nikmat itu dari orang yang derhaka itu supaya terhenti kerosakan-kerosakan itu terhenti. Kita tidak boleh membenci seseorang yang dapat kesenangan seseorang Islam yang dianugerahkan Allah SWT kerana ia bukan menyentuh diri kita, ia seperti perbuatan yang murkai ketentuan Allah. Al-Quran membidas orang bersifat seperti ini dengan firmanNya di surah Al-i-Imran:120  (Bermaksud)

“Kalau kamu beroleh kebaikan (kemakmuran dan kemenangan, maka yang demikian) menyakitkan hati mereka; dan jika kamu ditimpa bencana, mereka bergembira dengannya. Dan kalau kamu sabar dan bertaqwa, (maka) tipu daya mereka tidak akan membahayakan kamu sedikitpun. Sesungguhnya Allah meliputi pengetahuanNya akan apa yang mereka lakukan.”

Mengikut Islam berlumba-lumba atau pun bersaing dengan cara sihat dalam mencari kesenangan atau kekayaan dan kenikmatan dunia tidak dilarang, malah ada kalanya dituntut oleh syariat: Allah telah berfirman Al- Mutaffifeen : 26 , MaksudNya, “Meterainya kasturi; – dan untuk (memperolehi nikmat kesenangan) itu hendaknya berlumba-lumba mereka yang ingin merebut kelebihan dan kesenangan;”.

Setelah pembaca faham mengenai perbezaan mengenai persaingan dalam perniagaan mengikut lunas-lunas tuntutan agama Islam, barulah kita mempelajari strategi persaingan. Mamak haji pernah membaca buku, “Strategi peperangan Sun Tze” yang terkenal diaplikasi dalam dunia perniagaan, politik. Ada yang banyak pendapat “Strategik Perang Sun Tze” ini yang bercanggah dengan nilai-nilai Islam. Mamak haji akan sentuh bab ini dalam siri 2 nanti.

Dalam siri satu ini , mamak haji cuma terangkan apa itu persaigan yang tak terbabit dengan hasad dengki yang bersifat haram dalam Islam dan sifat ghibah yang terpuji. Maka molek benar kita memahami apa makna, “persaingan dalam terminologi perniagaan”. Satu perkara penting anda perlu mengetahui tentang persaingan ialah, “bukan semua perniaga adalah pesaing dalam perniagaan anda”.  Dikatakan pesaing perniagaan ialah peniagaan yang menjual jenis perniagaan yang sama seperti anda. Maka maksud persaingan dalam perniagaan ialah, “satu atau lebih peniaga yang terbabit dalam perebutan pelangan yang sama.” Persaingan dalam perniagaan bukan selalunya tidak baik tetapi ada kebaikannya seperti mengajar kita erti ketabahan menghadapi ujian, lebih inovotif dalam menguruskan perniagaan dan juga meninggikan lagi kualiti produk dan perkhidmatan kita.  Dalam aplikasi Seni Perang Sun Tze dalam perniagaan untuk menghadapi pesaing (musuh) perlu mengenali perniagaan yang diceburi dan juga keadaan sekeliling yang semakin berubah. Peniaga juga perlu mengenali dan memahami perubahan pasaraan, kehendak pelangan dan juga apa kelebihan pesaing dan apa kelemahannya. Kelebihan ini akan memantapkan perniagaan kita ceburi. Di siri 2, Mamak Haji akan sentuh sedikit mengenai aplikasi strategi Peperangan Sun Tze  dalam perpektif persaingan perniagaan. Dah panjang sangat pun posting kali ini..nanti bosankan pembaca. Wassalam.


Assalamualaikum, Hari Jumaat adalah penghulu segala hari dan yang terbesar disisi Allah SWT. Pada hari ini telah terjadi lima perkara 1. Penciptaan Adam. 2. Pada hari ini juga Adam a.s dikeluarkan dari syurga. 3. Pada hari ini  juga, Nabi Adam a.s wafat. 4. Pada hari ini juga terdapat suatu ketika tidaklah seorang hamba itu meminta sesuatu dari Tuhannya melainkan akan dikurniakan kepadanya selagi dia tidak meminta yang haram. 5. Pada hari ini juga Qiamat akan terjadi dan tidaklah seorang pun malaikat muqarrabun pun akan berada di sisi Allah azzawajalla melainkan ia takut pada hari Jumaat, (tetapi) tidak langit dan tidak bumi melainkan ia merasa kasih pada hari Jumaat”. Dari Ibnu Majah & Al-Baihaqi.

Maka pada setiap hari jumaat mamak haji teringin  kongsikan sedikit pengertian pergertian perniagaan dari perpektif Islam. Ini akan memberikan kepada usahawan kaering atau restoren sedikit pengetahuan agama untuk kekuatan rohani.

Agama Islam sangat memberi keutamaan kepentingan perniagaan. Mengikut Badr al- Din al-‘Ayuni dalam menghuraikan kitab Sahih al-Bukhari, Imam al-Bukhari sengaja memasukkan bab berkenaan dengan perniagaan ia itu “Kitab al-Buyu” didahulukan dari bab mengenai  topik lain seperti perkahwinan, kekeluargaan dan jenayah disebabkan perniagan amat penting untuk umat Islam. Ulama’ bependapat ramai manusia mampu tidak berkahwin tetapi semua manusia pastinya tidak akan terlepas daripada memasuki bidang perniagaan, sama ada sebagai penjual atau pembeli. Bidang perniagaan dianggap oleh para ‘ulama sebagai bidang yang afdal untuk menceburi.

Di Riwayatkan oleh al-Miqdam bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak seseorang itu makan daripada makanan yang lebih baik daripada hasil apa yang diusahakan oleh tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s makan daripada hasil yang diusahakan oleh tangannya sendiri.”  

Mamak haji ingin fahamkan sedalam-dalamnya maksud yang dikatakan “REZEKI”. Apa kah rezeki itu cuma dikaitkan dengan wang ringgit atau kekayaan duniawi?. Tentu tidak. Kenapa Allah SWT banyak kali berfirman di Al-Quran tentang rezeki ini?. Apa rahsia Allah mengenai Rezeki ini?. Bagi Mamak haji rezeki adalah semua kebaikan yang dianugerahkan kepada semua makhluk ada disetiap alam. Kebaikan Allah kepada makhluk ciptaannya memang tersedia ada, Allah juga kurniakan akal untuk mencarinya dan mendapatkannya denganm cara yang telah digariskan. Setiap ciptaan dan pengkurniaan Allah adalah paling terbaik untuk makhluknya, tidak ada keburukan, cacat-cela dan cuma kita yang menjadi penyebab utama merosakan kebaikan Allah SWT seperti merosakan Alam Sekitar ciptaan Allah kerana kerakuasan kuasa dan tamak-haloba. Sila baca ayat Al-Quran ini mengenai rezeki:

Surah Saba’:  Ayat:36

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

MaksudNya: Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya Tuhanku memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Dia juga yang menyempitkan (bagi sesiapa yang dikehendakiNya); akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (hakikat itu).

Cuba perhatikan Surah: Al Qasas;  Ayat: 82

وَأَصۡبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوۡاْ مَكَانَهُ ۥ بِٱلۡأَمۡسِ يَقُولُونَ وَيۡكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبۡسُطُ

ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ‌ۖ لَوۡلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡنَا لَخَسَفَ

بِنَا‌ۖ وَيۡكَأَنَّهُ ۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

MaksusNya: Dan orang-orang yang pada masa dahulu bercita-cita mendapat kekayaan seperti Qarun – mulai sedar sambil berkata: “Wah! Sesungguhnya Allah memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya, dan Dia lah juga yang menyempitkannya kalau tidak kerana Allah memberi pertolongan kepada kita tentulah kita akan dibinasakan dengan tertimbus di dalam tanah (seperti Qarun). Aduhai! Sesungguhnya orang-orang yang kufurkan nikmat Allah itu tidak akan berjaya!”.

Apa yang kita fahami dari Firman Allah SWT ialah, sebagaimana Allah melapangkan rezeki dan Allah juga berhak menyempitkan rezeki seseorang. Allah SWT juga menerangkan di Surah At-Talaq di sebahagian ayat  kedua dan ketiga atau di kenali ramai peniaga sebagai ayat seribu dinar tentang apa yang perlu lakukan untuk melapangkan rezeki.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rezeki kepadanya tanpa di sangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Sila klik untuk mendengar bacaan dan juga terjemahan: Ayat seribu Dinar

Jangan lupa klik penerangan ustaz Azhar tentang ayat 1000 dinar disini :Ayat seribu Dinar

Kemujaraban amalan (bukan cuma bacaan)  ayat seribu dinar ini tidak boleh sangkal, tetapi kalau ia cuma ia menjadi hiasan untuk menampal atau di bingkaikan dengan bingkai yang termahal di premis perniagaan kita, ia tidak membawa apa-apa makna selain dari salah satu barang perhiasan untuk premis perniagaan. Amalan mengantungkan atau menampal ayat ini di premis perniagaan bukanlah salah kalau ia bermaksud untuk sentiasa mengingatkan kita, setiap waktu untuk mengamalkannya apa yang tersurat dalam ayat al-quran itu. Ayat seribu dinar yang dikatakan amat mujarab untuk perniagaan itu bukan terletak pada ayat itu tetapi maksud ayat itu. Inti-pati ayat tersebut ialah, ” Dan sesiapa yang bertaqwa kepada Allah”. Bertaqwa bermaksud mengerjakan semua suruhan “Allah dan rasulnya” dan menghindarkan semua yang larang ia juga membawa kepada kesimpulan, “takut” pada dosa dan pembalasan di akhirat.  Seorang yang bertaqwa ialah menunaikan solat yang diwajibkan, membayar zakat perniagaan, jujur dalam urusan dengan pekerja, pembekal dan juga pelanggan dan tidak melibatkan diri dengan ‘riba, penipuan, sentiasa memahami halal dan haram mengenai makanan yang disediakan untuk pelangan mengikut hukum syarak. Setelah berusaha semua ini “Bertawakal lah” pada Allah. Seandainya perniagaan itu memberikan keuntungan, bersyukur dan berusaha lagi. Sekiranya perniagaanya rugi, bersabar dan berusaha lebih gigih dengan mendapatkan Ilmu pengetahuan dalam bidang perniagaan dan membetulkan kesilapan yang lampau dengan segera. Apa yang perlu ialah kita sebagai peniaga yang beragama Islam, perlu menjadi seorang, “Peniaga Seribu Dinar”. Ini yang telah dilakukan oleh peniaga-peniaga atau saudagar Islam terdahulu yang dikenali di serata dunia sebagai saudagar yang berintegeriti dan berprofessional.

Kadang-kala kejayaan dalam perniagaan akan melalaikan kita. Maka Allah SWT juga mengingatkan kita dalam surah An-Nur, ayat 37 hingga 38 : MaksudNya: ” Orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjual-beli dari menyebut serta mengingati Allah, dan dirikan solat serta memberi zakat; mereka takutkan hari (kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan.”

Ayat 38: Bermaksud : “(Mereka mengerjakan semuanya itu) supaya Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan bagi apa yang mereka kerjakan, dan menambahi mereka lagi dari limpah kurniaNya; dan sememangnya Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang dikehendakiNya dengan tidak terhitung.”

Ya! allah, sekiranya rezeki kami berada di langit, maka turunkanlah ia;

Jika ada dibumi, Keluarkanlah ia;

Jika ia berada di dalam lautan, munculkan lah ia;

Sekiranya rezeki kami berada di tempat yang jauh, dekatkanlah ia;

Jika caranya sukar untuk sampai kepada kami, mudahkan lah ia. Amiin, ya rabbal alamin. 

Wasalam.


Blog ini adalah catatan pengalaman dalam bidang Restoren, Katering dan Kantin Perusahaan. Tujuan blog ini adalah membantu para usahawan Melayu yang sedang atau pun berminat dalam perniagaan ini.

Kategori

Top Rated

Archives

Blog Stats

  • 8,887,085 hits
Mei 2024
I S R K J S A
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031